Tidak ingat kapan terakhir kali menumpak kereta lintas kota.
Tidak ingat juga seperti apa hari itu suasananya.
Sebab, ingatan diriuhkan dengan kepadatan Ibu Kota.
Kota yang ribuan penduduknya tumpah ke dalam moda transportasi yang sama.
Sensasi bertransportasi menjadi rusuh.
Bergelut berebut tempat dengan penuh keluh & peluh.
Sebab hukum 'rimba' berlaku di kala itu.
Siapa yang bertahan, merekalah yang sampai di tempat tujuan.
Nampaknya, penduduk Ibu kota perlu sedikit liburan.
Keluar sejenak dari kepadatan.
Menikmati mersik besi kereta yang beradu sepanjang jalan.
Menikmati sisi lain berkereta lintas kota, dengan suasana yang berbeda.
Tanpa keriuhan.
Tak perlu berebutan.
Sebab sebenarnya kereta itu transportasi yang romantis.
Setiap detik perjalanannya menghadirkan suasana yang historis.
Menghayati perjalanan dengan penuh syahdu.
Menyaksikan pemandangan yang mengundang rindu.
Nampaknya, saya ingat kapan terakhir kali menumpang si ular besi itu.
Ketika dulu pergi dan dituntun Ayah-Umi..
Sebelum hari ini, dianggap 'dewasa' dan kemana-mana pergi sendiri.
_
11 Februari 2019 | KAI Jakarta - Kiaracondong, Bandung